Seorang pejuang tua telah bersedih hati selama puluhan tahun, karena tidak ada pengakuan dari seorang pimpinan akan perjuangannya. pejuang tua yang tidak punya apa-apa walau orang tuanya kaya raya. tinggal sendiri dibilik belakang rumah dekat kebun mangga. duduk sambil jongkok melihat pepohonan yang rindang disertai cekcok mulut antar itik depan pintu dapur.

Ia memiliki anak yang sangat disayanginya dari anak-anak lainnya. Anak tersebut seperti diterlantarkan oleh bapak kandungnya sendiri. anak tersebut bernama imam. Imam sehari-hari disuruh menjaga ternak sapi dan mencari rumput untuk makanannya. sore hari ia mengaji ke kakeknya. malam hari ia mengajari teman-temannya. hal itu ia lakukan setiap hari. Orang tuanya memiliki sawah dan kebun yang luas. Ia juga memiliki seorang kakak tertua yang baik dan tampan serta terkenal dikampungnya. menurut ia kakaknya merupakan kebanggaannya. kakaknya banyak disukai oleh banyak gadis di sekitar desa, bahkan sampai ada seorang kaya raya ingin menjodohkan anaknya dengan kakaknya tersebut. Selain itu, kakaknya juga memiliki jabatan penting dalam organisasi Nu (perkumpulan para ulama), sebagai wadah perjuangan orang islam pada waktu itu. Jabatannya tidak main-main yaitu sebagai ketua GP Anshor yang membawahi beberapa desa. Pada waktu itu, sedang terjadi kericuhan, karena banyak penduduk sekitar yang menjadi komunis dalam wadah PKI. terjadi saling bunuh membunuh karena alasan ideologi. Terjadi pemberontakan dimana-mana, tiap malam ada penjagaan untuk tiap-tiap daerah. hingga pada waktu jumat, semua orang pada berjubel berjamaah agar tidak disangka PKI, karena PKI merupakan pemberontak yang bertentangan dengan asas negara yang baru merdeka. Imam masih berumur belasan tahun, sehingga ia belum mengerti akan pentingnya penampilan seorang kakak dalam urusan jabatan sebagai ketua. Kakaknya pada waktu itu sudah memiliki sebuah sepeda motor yang merupakan satu-satunya di kawasan tersebut. Pernah juga imam diajari dan dipinjami sepeda tersebut untuk main-main di sekeliling kampung. kakaknya suka murah senyum dan mudah diajak bicara. Imam juga pernah menjabat sebagai penabuh genderang untuk barisan GP Anshor.

Sebagai seorang ketua, haruslah berpenampilan rapi, bersih, lebih menonjol terhadap lainnya. sehingga ia dikenal sebagai orang yang sombong dan mudah bergaul terhadap teman-temannya. selain itu, ia juga termasuk keluarga terpandang, anak tertua, sekaligus terkaya di daerahnya pada waktu itu. imam pernah menceritakan bahwa waktu panen, hasilnya sampai dua kamar lebih dan masih sisa. sawahnya berhektar-hektar, dan memilki tanah yang luas.

Lain halnya dengan adik imam, berperan sebagai penjahat yang dikagumi banyak orang.

Pernah cerita, pada waktu perang melawan pki, senapan peluru tidak mempan, bahkan tidak bisa digunakan untuk menembak secara tiba-tiba oleh para tentara untuk melawan para pki. rata-rata pasukan pki kebal peluru dan kuat. fanatik terhadap pahamnya. Sehingga para tni mencari bantuan orang sekitar, sampai muncullah pasukan Anshor dibawah naungan NU. dengan senjata penjalin dan sekedarnya, mereka melawan pemberontak tersebut sampai organisasi tersebut dinyatakan terlarang oleh pemerintah. Imam pada waktu itu juga ikut berperang walau umurnya masih belasan tahun. menurut cerita, kakaknya merupakan incaran utama musuhnya alias memiliki banyak musuh karena peran penting dalam jabatannya. Sekarang anshor merupakan wadah untuk mencari untung dan rugi yang diutamakan adalah ketenaran dan modal. Dan kedua orang tersebut sudah tidak dikenal lagi ataupun dikenang dalam daftar perjalanan sejarah perjuangan orang NU maupun Anshor. Mungkin sudah tua dan tidak berguna lagi.

Dua orang tersebut sudah tinggal di tempat berbeda dan lain kota. anak-anaknya sudah pada dewasa dan ada juga yang sudah memiliki cucu. sering sambang waktu ibunya masih hidup, biasanya seminggu sekali atau sebulan sekali. Sekedar bersalaman dan bertemu.

Kabarnya kakaknya sekarang berdagang dan bertani / bercocok tanam untuk kehidupan sehari-hari. Lain halnya dengan imam, pagi pergi dan malam mengajar ngaji untuk anak kampung sekitar hasil mengaji di pondok Singosari.